This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wednesday 30 September 2009

Bunda

Kubuka album biru penuh debu dan usang
kupandangi semua gambar diri kecil bersih belum ternoda
pikirkupunmelayang dahulu penuh kasih
teringat semua cerita orang tentang riwayatku
kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka dirikun slalu ditimang
nada-nada yang indah slalu terurai darinya
tangisan nakal dari bibirku takkan jadi deritanya
tangan halus dan suci tlah mengangkat tubuh ini
jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan
kata mereka diriku slalu dimanja
kata mereka diriku slalu ditimang
oh, bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada didalam hatiku

All that I am or hope to be I owe to my mother   (Abraham Lincoln)
Bagaimanapun keadaanku sekarang dan yang akan datang, aku berutang kepada ibuku....

Wednesday 23 September 2009

ini curhat lho

INi curhat ya cuma curhat, curahan hanya text aja wekekeke

Ternyata Orang Jepang juga Percaya Takhayul!!

“Jangan duduk di palang pintu, nanti susah dapet jodoh!”

Bagi orang Indonesia, mungkin kita pernah, bahkan sering mendengar kalimat di atas. Himbauan berupa kepercayaan takhyul yang turun temurun dan tidak memilki dasar kuat untuk dipercaya kebenarannya.

Di negara yang super canggih dengan teknologi maju seperti Jepang pun, kepercayaan takhyul turun temurun ternyata masih tetap berlaku seperti :

1. Tabeta ato, sugu yoko ni naruto, ushi ni naru!

Arti dari kalimat di atas adalah: “Kalau habis makan langsung rebahan bisa jadi sapi!” kutukan kah??

Saat ini, meski zaman telah modern, banyak orang tua Jepang yang masih memperingati anaknya dengan kata-kata seperti di atas. Secara jelas alasan kenapa kata-kata ini dipakai tidak diketahui. Tapi jika dianalisa, zaman dahulu Jepang berbeda dengan zaman sekarang yang serba canggih, mereka dulu harus bekerja keras agar dapat hidup (terutama setelah pemboman Nagasaki & Hiroshima).

Agar anak-anak bersedia membantu orang tua bekerja di ladang, mereka selalu mengatakan “Tabeta ato, sugu yoko ni naruto, ushi ni naru!” (Kalau habis makan langsung rebahan bisa jadi sapi!)

Sedangkan di zaman sekarang kenapa orang tua masih menyampaikan kepercayaan ini pada anak-anaknya ialah karena mereka ingin memperingati bahwa:
” Tidak sopan – sikap buruk, jika setelah makan langsung rebahan”

-

2. Hinakazari wo hayakushimawanaito, yome ni ikiokureru.

Arti dari kalimat di atas adalah: “Kalau hiasan boneka `hina` tidak segera disimpan, bakalan telat nikah.”

Seperti kita ketahui, setiap tanggal 3 bulan Maret Jepang menyelenggarakan perayaan `Hina Matsuri` . Maksud dari perayaan ini adalah sebagai ucapan terima kasih kepada sang pencipta karena telah memberikan anak perempuan. Selain itu tujuan upacara ini adalah meminta keberkahan kesehatan untuk anak mereka yang perempuan.

Pada perayaan Hina Matsuri setiap keluarga yang memiliki anak perempuan, sejak bulan Februari harus memajang boneka `Hina` di ruangan tengah, yang terdiri dari pasangan putri dan pangeran disertai para dayang dan pengawalnya.

Pajangan boneka Hina ini, harus segera disimpan atau dirapikan jika telah lewat dari tanggal 3 Maret. Apabila tidak segera dirapikan untuk disimpan, mereka percaya bahwa si anak perempuan tersebut akan telat menikah nantinya.

Jika dilihat dari rata-rata umur menikah orang Jepang saat ini yang berkisar diatas 30 tahunan, mereka percaya salah satu penyebabnya adalah “Hinakazari wo hayakushimawanaito, yome ni ikiokureru” (Kalau hiasan boneka `hina` tidak segera disimpan, bakalan telat nikah)

-

3. Tidak boleh menyuguhkan makanan dengan jumlah empat (4) buah.

Angka empat (4) dalam bahasa jepang selain dibaca `Yon` juga dibaca `Shi`. Kata `Shi` sendiri berarti “kematian”. Berdasarkan hal tersebut, jika kita menyuguhkan kue dengan jumlah empat, maka seolah kita mengundang kematian. Orang yang memakannya akan segera meninggalkan dunia fana.

-

4. Tidak boleh menancapkan sumpit makan di tengah nasi.

Saat kematian orang Jepang, kepala jenasah harus diberi bantal yang disebut “Makurameshi”. Bentuk dari makurameshi tersebut sama dengan bentuk sumpit yang ditancapkan di tengah nasi. Apabila kita melakukan perbuatan menancapkan sumpit di tengah nasi, berarti akan mempercepat kematian, begitu menurut kepercayaan orang Jepang.

-

5. Tidak boleh saling mengambil/menerima makanan dari sumpit ke sumpit secara langsung.

Setelah meninggal, biasanya orang Jepang akan membakar jasad dari jenasah (kremasi). Dalam pembakaran tidak semua jasad berubah menjadi abu, masih ada beberapa serpihan tulang belulang yang tidak terbakar. Biasanya serpihan tulang belulang yang masih tertinggal akan dikumpulkan oleh dua orang atau beberapa orang mengunakan sumpit dan dimasukan ke dalam `Kotsutsubo` (tempat abu & tulang berbentuk botol kecil atau kotak).

Jika kita saling mengambil/menerima makanan dari sumpit ke sumpit secara langsung, berarti dipercaya bahwa kita sama denganmemakan tulang orang yang telah meninggal.

-

Sumber : Kaskus

Mencoba dan terus mencoba

Mencoba dan mencoba. Harus itu.!!! jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang positif. tapi jangan pernah mencoba sesuatu yang negatif. Mencoba sesuatu yang positif, berani, tidak takut gagal dan tidak malu gagal.
Mencoba
mencoba dan mencoba
kini aku sedang mencoba
selamat mencoba!!!